TRANSLATOR

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 19 April 2012

Koalisi Penyelamat Kretek


Industri kretek saat ini sedang terancam keberadaannya. Setidaknya, persaingan yang semakin ketat di Indonesia, mau tak mau turut mengancam bisnis dan juga masyarakat yang menyambung hidupnya dari industri tersebut.

Adalah Koalisi Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK) yang sangat peduli dengan industri kretek. Merekakhusus bertandang ke redaksi okezone untuk berbagi pengalaman, cerita, hingga masalah yang sedang mengemuka saat ini. Mereka pun "curhat" kepada okezonemengenai resahnya bisnis rokok kretek yang tergerus asing.

"Industri kretek di Indonesia itu bertahan dari krisis global loh. Bahkan, dari kretek menyumbang kontribusi sebesar Rp100 triliun ke APBN," tukas Ketua Forum Pengusaha Rokok Kudus (FPRK) H Hafaz Gunawan, saat berkunjung ke redaksi okezone, Jumat (16/3/2012).

Anggota dari KNPK sendiri mempunyai stakeholder di antaranya dari kalangan petani, buruh, FPRK, Komunitas Nasional Kretek, hingga Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI). Merasa tidak mendapat dukungan dari pemerintah, mereka pun meminta dukungan ke pekerja media untuk turut memperhatikan industri kretek.

Miris, itu kata pertama yang terlintas ketika mengetahui kondisi industri kretek di Indonesia. Kaya akan sumber daya alam, yakni melimpahnya tembakau khas Indonesia, namun kesejahteraan pekerja bagi mereka yang mempunyai bisnis di industri tersebut harus dikorbankan.

Permasalahan pun satu persatu terungkap, mulai dari intervensi asing yang sangat mendominasi industri ini, hingga akhirnya membuat eksistensi rokok kretek tergusur rokok putih. Mengganti membuat rokok dari tangan manusia dengan menggunakan mesin pun menjadi suatu ancaman bagi industri tersebut.

"Apalagi dengan adanya RPP tembakau, bisa mengancam buruh yang menggantungkan hidup mereka di industri ini. Selain itu bisa menghancurkan industri kretek nasional," tegas Sekretaris APTI Jawa Tengah Agus Setiawan kepada okezone.

Tak terasa, perbincangan, diskusi, hingga berbagi pengalaman antara mereka dengan awak redaksi harus tuntas. Kendati masih banyak hal yang perlu disampaikan, namun waktu jualah yang berbicara. Semoga industri kretek tetap lestari di Tanah Air.